1. Benturan dengan kepentingan masyarakat
Di dalam menjalankan tugasnya memproduksi barang atau jasa untuk disajikan kepada konsumen tidak jarang terjadi konflik kepentingan masyarakat umum dengan perusahaan. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam hal timbulnya polusi oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat berupa polusi udara, limbah, suara, dan bahkan polusi mental kejiwaan.
Di dalam menjalankan tugasnya memproduksi barang atau jasa untuk disajikan kepada konsumen tidak jarang terjadi konflik kepentingan masyarakat umum dengan perusahaan. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam hal timbulnya polusi oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat berupa polusi udara, limbah, suara, dan bahkan polusi mental kejiwaan.
Businessman dituntut untuk
lebih banyak memperhatikan aspek-aspek sosial dan menerapkan etika bisnis
secara jujur. Konflik kepentingan bisnis dengan masyarakat akan selalu muncul
dan kadang sulit untuk menyelesaikannya. Apabila konflik mencapai jalan buntu,
maka biasanya masyarakat akan menggunakan tangan pemerintah sebagai penengah.
Hal itu yang melatarbelakangi ketentuan pemerintah untuk mewajibkan pengusaha
yang akan mendirikan pabrik harus mendapatkan izin HO (Hinder Orgonasie)
agar dapat dicegah adanya konflik di kemudian hari.
Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab sosial
Perusahaan yang tidak
memperhatikan kepentingan umum dan menimbulkan gangguan lingkungan akan
dianggap sebagai bisnis yang tidak etis. Dorongan pelaksanaan etika bisnis
datang dari luar, yaitu lingkungan masyarakat. Dorongan tidak selalu datang
dari luar, akan tetapi sering muncul dari bisnis itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena pebisnis adalah juga manusia yang lengkap dengan rasa, karsa,
dan karya. Dengan demikian, maka secara intern pelaksanaanya akan terbentur
pada pertimbangan untung dan rugi yang pada umumnya mendominasi dan menjadi
ciri dari suatu bisnis. Oleh karena itu, mereka juga sering terdorong rasa
kemanusiannya untuk menerapkan etika bisnis secara jujur.
2. Dorongan tanggung jawab sosial
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan
Penerapan manajemen orientasi kemanusiaan akan
menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang diantara para petugas
atau karyawan dalam perusahaan tersebut maupun antara perusahaan dengan pihak
lain diluar perusahaan.
Adapun secara rinci manfaat tersebut berupa sebagai
berikut:
a. Moral kerja karyawan akan meningkat dan kemudian
akan mendorong semangat kerja sehingga produktivitas kerja pun akan meningkat
pula.
b. Partisipasi bawahan akan muncul dan menimbulkan
rasa memiliki dari para bawahan sehingga akan tercipta manajemen partisipatif.
c. Hubungan kerja yang baik dan menyenangkan akan
membawa kenyamanan kerja sehingga absensi karyawan akan berkurang.
d. Rasa percaya diri dari para karyawan juga akan
terbentuk dan hal ini akan mempertinggi mutu/kualitas produksi.
e. Kepercayaan masyarakat dan konsumen akan meningkat
dan hal ini merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan
yang bersangkutan. Kepercayaan konsumen dicerminkan dalam bentuk” Brand
loyalty” atau dengan istilah lain perusahaan tersebut memperoleh “patronage
motive” dari para pembelinya, yaitu nama baik yang diberikan oleh konsumen
kepada produsen.
3. Etika bisnis
Etika bisnis
merupakan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan
itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam
melakukan kegiatannya sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika
pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia yang memiliki etika pergaulan antar
manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika
pergaulan, yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat
meliputi beberapa hal antara lain:
a. Hubungan dengan pelanggan atau konsumen
Hubungan ini merupakan hubungan yang paling banyak
dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara
baik dalam hal ini.
Adapun pergaulan dengan konsumen, misalnya:
• Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen
sulit untuk membandingkan harga terhadap produknya.
• Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui
isi di dalamnya, sehingga produsen perlu menjelaskan isi dan kandungan yang
terdapat di dalam produk itu.
• Promosi, terutama iklan, merupakan gangguan
etis yang paling utama.
• Pemberian servis dan garansi adalah merupakan
tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis.
b. Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan
memajukan bisnisnya sering kali berurusan dengan etika pergaulan dengan
karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal, yaitu
perekrutan (recruitment), latihan (training), promosi atau kenaikan pangkat,
transfer, demosi (penurunan pangkat), ataupun lay-off atau pemecatan atau PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja).
c. Hubungan antara bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lain. Bisa juga terjadi hubungan antara perusahaan
dengan pesaingnya, dengan penyalurnya, dengan grosirnya, dengan pengecernya,
agen tunggalnya, maupun distributornya.
d. Hubungan dengan investor
Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan
terutama yang akan/telah “go public” harus menjaga pemberian informasi
yang jujur, karena informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investor
untuk mengambil keputusan investasi yang keliru. Oleh karena itu, masyarakat
calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi secara lengkap
dan benar. Jangan sampai terjadi adanya manipulasi terhadap informasi. Dalam
hal ini, peranan pemerintah serta perusahaan penjamin emisi (pialang) adalah
sangat penting dalam hal memberikan informasi serta prospectus dari perusahaan
yang menjual saham di pasar bursa saham.
Tangan pemerintah yang bergerak dalam bidang ini
adalah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). BAPEPAM merupakan badan yang
berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan yang
bertugas untuk:
• Mengadakan penilaian terhadap perusahaan yang
akan menjual sahamnya melalui pasar modal.
• Menyelenggarakan bursa pasar modal secara
efektif dan efisien, serta menyusun dan mengumumkan perkembangan kurs efek-efek
di pasar bursa.
• Membantu perkembangan perusahaan-perusahaan
yang go public tersebut.
e. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan, terutama jawatan
pajak, merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini
merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan
finansial tersebut harus disusun secara benar sehingga tidak terjadi
kecenderungan kearah penggelapan pajak.
Pihak lain yang terkait dalam kegiatan bisnis tidak
saja hanya para pemegang saham, akan tetapi masih banyak lagi diantaranya
adalah:
• Pekerja/Karyawan
• Konsumen
• Kreditor
• Lembaga-lembaga keuangan
• Pemerintah
Perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan mengingat
atau memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan bisnis
yang tidak saja hanya mementingkan kepentingan pemegang saham saja merupakan
pengusaha yang menerapkan konsep baru yang dikenal sebagai konsep “Stakeholder”.
4. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial
suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya
di Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP)
Banyak pengusaha yang telah menyusun dan melaksanakan
hubungan industri Pancasila ini dalam bentuk yang sering dikenal sebagai
Kesempatan Kerja Bersama (KKB). KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan
antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya
dituangkan dalam sebuah buku.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Banyak pengusaha yang pada saat ini telah melaksanakan
AMDAL dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dalam AMDAL ini
tercermin dalam pelaksanaannya mengolah limbah industri sehingga limbah tersebut
tidak mengganggu lingkungan.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
Penerapan prinsip K3 telah banyak dilaksanakan pula
oleh para pengusaha kita. Seperti kita ketahui bahwa beberapa perusahaan telah
memperoleh penghargaan yang berupa “ZERO ACCIDENT”. Perusahaan yang memperoleh
penghargaan ini berarti telah menjalankan proses produksinya sedemikian lama
tanpa mengalami kecelakaan kerja bagi karyawannya. Guna melaksanakan praktik K3
memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, maupun berupa pakaian kerja
khusus, dan sebagainya.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Pelaksanaan program pemerintah yang berupa PIR dimana
dalam hal ini perusahaan besar yang biasanya adalah milik negara akan menjadi
motor penggerak pembangunan perusahaan masyarakat di sekitarnya yang merupakan
plasma. Perusahaan masyarakat yang merupakan plasmanya akan mendukung
kelancaran pemasokan bahan baku bagi perusahaan besar milik negara sehingga
dengan sistem ini akan saling membantu antara perusahaan besar dengan
perusahaan masyarakat yang umumnya kecil. Dengan demikian maka pembangunan
bangsa akan berjalan secara seimbang dan saling menopang.
e. Sistem Bapak Angkat – Anak Angkat
Pelaksanaan sistem ini juga banyak membantu kelancaran
proses pembangunan bangsa serta keterkaitan industri maupun keterkaitan
kepentingan masyarakat banyak. Praktik tersebut sangat mudah dilaksanakan
karena diperlukan kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar yang harus
bersedia membantu perkembangan pengusaha kecil yang sering banyak menimbulkan
persoalan bagi pegusaha besar yang menjadi bapak angkat.
ayuardhita.blogspot.com/2012/...bisnis-bab-13-tanggung.html
Kesimpulan:
Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal
antara lain:
a. Hubungan dengan pelanggan atau konsumen
b. Hubungan dengan karyawan
c. Hubungan antara bisnis
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR) e. Sistem Bapak Angkat – Anak Angkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar