Diabetes:
Antara Mitos, Salah Paham dan Kebenaran
"Diabetes
itu penyakit keturunan", "Diabetes itu ada jenis kering dan
basah", "Kalau kena diabetes, bagus makan kentang atau keladi /
ketela / ubi, nggak boleh makan nasi". Itulah sebagian mitos dan salah
paham yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Penyakit kencing manis atau
Diabetes Mellitus (DM) sudah sangat dikenal oleh masyarakat kita. Banyak di
antara kita atau anggota keluarga besar kita yang mengidap penyakit ini.
Menurut data yang dikeluarkan oleh IDF (International Diabetes Federation)
tahun 2012, jumlah penderita diabetes di Indonesia menduduki rangking ke-7
dunia.
Sepuluh negara terbanyak jumlah penderita diabetes (umur 20-79 tahun), tahun
2012:
- China 92,3
jt
- India 63
jt
- USA 24,1
jt
- Brazil
13,4 jt
- Federasi
Rusia 12,7 jt
- Meksiko
10,6 jt
- Indonesia
7,6 jt
- Mesir 7,5
jt
- Jepang 7,1
jt
- Pakistan
6,6 jt
Jumlah penderita diabetes yang terus meningkat di semua negara (termasuk
Indonesia) menjadikan penyakit ini sebagai ancaman global, sehingga
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2007 mengeluarkan resolusi yang
menetapkan tanggal 14 November sebagai Hari Diabetes Sedunia, untuk
meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat Internasional terhadap
diabetes. Data dari IDF juga mengungkapkan, pada tahun 2012 diperkirakan ada
lebih dari 371 juta penderita diabetes di seluruh dunia. Itupun dengan
kenyataan bahwa sekitar 50% dari seluruh penderita diabetes tidak terdeteksi
atau tidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes. Sayangnya, walaupun penyakit ini sudah tidak asing
bagi masyarakat kita, sampai sekarang masih ada begitu banyak kesalah pahaman
dan mitos tentang diabetes yang diwariskan turun-temurun dan hidup dalam
masyarakat kita. Mitos dan kesalah pahaman itu sungguh sangat merugikan kita,
karena membuat masyarakat kita menjadi lalai dan salah dalam hal pencegahan,
perawatan dan pengobatan diabetes.
Berikut ini adalah bermacam-macam mitos dan salah paham tentang diabetes
yang berkembang dalam masyarakat kita, dan penjelasan atau
"klarifikasi" dunia medis terhadap salah paham yang ada.
Mitos
Nomor 1: Diabetes adalah penyakit keturunan?
Bukan.
Lebih dari 95% kasus diabetes bukan penyakit keturunan, tapi disebabkan oleh
kelebihan konsumsi atau asupan karbohidrat, lalu terjadi kekurangan atau
kejenuhan insulin, dan akibatnya timbul kelebihan kadar gula darah. Diabetes
yang kita kenal atau jumpai sehari-hari adalah Diabetes Tipe II yang disebabkan
oleh kekurangan insulin atau kejenuhan insulin ("resistensi
insulin"). Hanya sebagian kecil (kurang dari 5%) kasus diabetes disebabkan
kelainan genetik (DM Tipe I).
Dalam kenyataannya, banyak penderita diabetes yang memiliki orangtua
diabetes. Bukankah ini adalah bukti bahwa diabetes adalah penyakit keturunan?
Bukan, lebih dari 95% penderita diabetes tidak mewarisi penyakit ini dari
orangtuanya, tapi mewarisi atau meniru kebiasaan makan orangtua yang salah,
yang berlebihan manis dan karbohidrat. Kebiasaan ini berlangsung bertahun-tahun
atau berpuluh-puluh tahun, menguras habis cadangan insulinnya, kemudian
menimbulkan diabetes. Memang benar jika orangtua diabetes, resiko anak
menderita diabetes menjadi tinggi tetapi bukan karena penyakitnya diturunkan,
tapi karena pola dan kebiasaan makan yang salah itu yang ditiru oleh anak.
Mitos
nomor 2: Ayah mewariskan diabetes kepada anak perempuan, ibu mewariskan kepada
anak laki-laki?
Tidak
benar. Jika salah satu ataupun kedua orangtua menderita diabetes, tidak berarti
anak-anaknya harus ikut menderita diabetes. Seperti telah dijelaskan di atas,
>95% penderita diabetes mendapat penyakit ini karena kelebihan asupan
(intake) gula dan karbohidrat. Jadi tidak benar ada pewarisan silang seperti
mitos selama ini.
Mitos
Nomor 3: Diabetes ada 2 jenis: kering dan basah?
Entah
siapa yang memulai, entah provinsi mana yang memulai, tapi di negara kita dari
Sabang sampai Merauke, sangat banyak orang terlanjur mempercayai
"teori" ini. Menurut mitos ini, ada dua jenis diabetes yaitu gula
kering dan gula basah. Masih menurut teori ini, "Jenis yang basah akan
mengalami infeksi, luka dan pembusukan di kaki, dan akan berakhir dengan
amputasi (pemotongan) kaki. Jenis yang kering lebih aman, tidak akan mengalami
pembusukan kaki".
Mitos ini sangat menyesatkan. Penderita
diabetes yang kadar gula darahnya terlalu tinggi untuk jangka waktu tertentu,
bisa mengalami infeksi dan pembusukan spontan di kaki atau bahkan di bagian
lain tubuh. Jadi, luka dan pembusukan kaki pada penderita diabetes disebabkan
oleh kadar gula darah yang terus-menerus tinggi, dan hal ini bisa terjadi pada
semua penderita diabetes. Jadi, tidak ada penggolongan diabetes kering atau
diabetes basah.
Mitos
Nomor 4: Diabetes hanya diderita oleh orang berusia 40 tahun ke atas?
Tidak benar. Diabetes bisa diderita
mulai dari usia remaja sampai usia lanjut. Memang sebagian besar kasus diabetes
terdeteksi di usia 40an ke atas, tapi tidak berarti diabetes hanya bisa terjadi
di usia lanjut. Seperti telah dijelaskan di atas, diabetes (DM Tipe II) terjadi
jika insulin seseorang sudah habis atau hampir habis, atau sudah resisten
(jenuh) terhadap gula darah.
Mitos Nomor 5: "Saya tidak suka minum atau
makan manis, mengapa bisa kena diabetes?"
Banyak sekali penderita yang ketika
terdeteksi / terdiagnosa menderita diabetes, mengajukan keberatan melalui
pertanyaan ini. Dan banyak sekali orang sehat yang berpikiran sama. "Kalau
tidak sering minum gula, tidak mungkin kena diabetes". Gula darah adalah
hasil akhir dari segala jenis karbohidrat yang kita terima. Jadi bukan hanya
makanan atau minuman manis yang diolah menjadi gula darah, tapi semua makanan
yang berbahan dasar karbohidrat juga diolah menjadi gula darah. Makanan pokok
yang kita makan setiap hari adalah sumber utama gula darah kita. Buah-buahan
dan makanan serta jajanan yang dalam proses pembuatannya menggunakan tepung
apapun, otomatis ikut menyumbang gula darah.
Mitos Nomor 6: Manisnya buah-buahan tidak
apa-apa?
Mitos
ini membuat banyak orang sehat dan penderita diabetes merasa tidak perlu
membatasi jumlah buah-buahan yang dimakan. Semua buah-buahan mengandung gula,
oleh karena itu konsumsi buah-buahan harus dibatasi, baik oleh orang
non-diabetes, apalagi oleh penderita diabetes. Buah-buahan yang terasa kuat
manisnya, otomatis harus dipantang bagi penderita diabetes, misalnya: durian,
rambutan, lengkeng, nangka, cempedak, manggis, sirsak, nenas, duku, langsat,
anggur, kurma dan sawo.
Mitos
Nomor 7: Gula merah aman, tidak menaikkan gula darah?
Tidak benar. Baik gula merah ataupun
gula pasir (gula dapur) adalah gula. Perbedaannya, kandungan air dalam gula
merah lebih banyak daripada gula pasir. Jadi gula merah maupun gula pasir sama
kekuatannya dalam menyumbang gula darah. Penderita diabetes harus berpantang
gula dapur maupun gula merah.
Mitos
nomor 8: "Setiap hari saya harus minum manis, kalau tidak minum manis,
kepala saya pusing. Katanya minum manis supaya tidak kena sakit kuning atau
sakit liver?"
Bagi sebagian masyarakat kita, minum
teh manis dan atau kopi manis sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging,
tidak bisa dihapus lagi. Yang menjadi masalah adalah gula pasir (gula dapur)
yang ditambahkan ke dalam teh/kopi. Nasi yang kita makan walaupun tidak terasa
manis di mulut, sudah cukup menjadi sumber gula untuk memenuhi kebutuhan tubuh
kita. Apapun jenis makanan yang mengandung karbohidrat, termasuk makanan pokok,
buah-buahan, kue-kue ataupun jajanan yang mengandung tepung, permen dan
cokelat, otomatis menjadi gula di dalam darah kita. Jadi, tanpa minum manis pun
kita sudah pasti tetap mendapat gula melalui makanan sehari-hari. Tidak
ada kaitan sakit kepala dengan tidak minum manis. Tidak ada kaitan sakit liver
dengan kurang minum manis. Sakit liver atau kuning disebabkan oleh virus
hepatitis.
Mitos Nomor 9: Kalau saya rajin olahraga, tidak
mungkin kena diabetes?
Seperti telah dijelaskan di atas,
diabetes timbul karena asupan karbohidrat yang berlebihan. Olahraga sampai
berkeringat memang akan segera menurunkan kadar gula darah, tetapi bukan
jaminan bahwa rajin olahraga pasti tidak menderita diabetes. Apalagi jika
malas/jarang berolahraga, lebih tidak menjamin seseorang bebas dari kemungkinan
menderita diabetes.
Mitos Nomor 10: Kalau luka saya cepat kering
atau cepat sembuh, berarti tidak kena diabetes?
Salah satu komplikasi yang bisa
dialami oleh penderita diabetes adalah luka yang sukar sembuh atau lama
mengeringnya. Tapi tidak berarti semua penderita diabetes lukanya sukar sembuh.
Luka menjadi susah sembuh karena kadar gula darah terlalu tinggi. Jika kadar
gula darah penderita diabetes terkontrol, lukanya bisa saja cepat sembuh. Jadi
prinsip yang benar adalah: Jika luka susah sembuh, sangat mungkin diabetes,
tapi luka yang cepat sembuh bukan jaminan sesorang tidak diabetes.